Menyikapi Arus Paradigma Dan Metodologi Pemikiran Kader PMII, Part 1

 

Foto waktu makrab
Perjalanan masih sangat panjang, pergerakan bukan hanya sebagai simbol melainkan sebuah keyakinan yang harus di tanamkan kader PMII, tak terasa sudah lebih dari satu bulan sejak di adakannya open recruitment keluarga baru PMII Rayon "Pendidikan Penyadaran" al freire, masih hangat hangat nya semangat dari sahabat baru saya ucapkan "selamat datang & selamat bergabung di PMII" 

Andai saja rimba adalah pena dan samudra adalah tinta, pun tak akan cukup bagi kita untuk menuliskan betapa bersyukurnya kita masih diberikan kesempatan berproses di organisasi sehingga dapat berkarya baik secara pemikiran ataupun menuang secuil tulisan. agenda ini merupakan karya nyata dari sahabat sahabat rayon untuk mengukir namanya dalam peradaban ini.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."

Belajar merupakan sebuah hal yang tidak akan terlepas dari manusia sampai akhir hayat pun manusia akan terus dan terus belajar, terkesan lelah dan lama tapi percayalah suatu saat nanti beberapa pengalaman yang kalian dapat ketika belajar dan berproses di ruang ruang kecil seperti rayon akan tampak berguna di masa depan kelak, anggaplah ini sebagai upah atas kelelahan kita.

Tak henti hentinya PMII menyiapkan banyak tempat belajar untuk melahirkan para intelektual intelektual muda, sehingga banyak para alumni alumni PMII yang sekarang menduduki birokrasi pemerintahan, ah tapi kita jangan membahas hal yang terlalu jauh seperti itu lebih baik fokus dengan apa yang kita kerjakan saat ini saja.

Kaderisasi adalah sebuah rangkaian kegiatan yang di lakukan mulai dari awal masuk ke dalam organisasi sampai pada tahap output/lulus. Saya rasa bentuk kaderisasi yang baik bukanlah hanya sebatas bisa melahirkan jiwa kepemimpinan saja, melainkan kaderisasi yang baik adalah dia yang mampu benar benar mencintai organisasinya, PMII memang bukan ladang profit tidak akan ada upah dalam bentuk uang di PMII, tapi PMII menawarkan hal hal lain yang bahkan menurut saya lebih berharga daripada hanya sebatas uang, itulah yang saya rasakan selama ini, tak mau munafik sesekali upah dalam bentuk uang juga pernah saya dan teman teman lain rasakan, tapi hanya cukup untuk melunasi token listrik rayon yang hampir tiap minggunya mengeluarkan suara "titut titut".

Disinilah saya percaya bahwa konsep man jadda wa jada itu nyata dan benar adanya, dengan segala perjuangan yang sedikit lama saya merasa tidak ada satupun hal yang tidak saya dapatkan selama di rayon, selama kalian bersungguh sungguh dan ikhlas percayalah hasil baik itu ada, Lanjut part 2 di kemudian hari

Penulis : Faiz (Kader Rayon Al-Freire)

Komentar